well |
Alkisah
ada dua anak manusia sedang duduk di teras depan rumah, sebut saja si Udon dan
si Udan. Lalu tiba-tiba si Udon yang mempunyai jiwa puitis bersenandung dengan
penuh khidmat sembari wajahnya menatap ke atas langit.
Udon: Musim hujan kehujanan, musim hujan
siang malam, musim hujan basah-basahan, musim hujan matahari jarang datang,
musim hujan gak bisa liburan, musim hujan...(lalu si Udan menyela puisi si Udon)
Udan: Tunggu Don, kata siapa musim hujan itu
ga bisa liburan? Itu palsu bin dusta tau Don, buktinya bla bla bla... dan bla.
(nada kesel) !!!
Udon: ya ampun Dan, ini kan cuma puisi
doang, jadi ilang deh rangkaian kata-kata maut gw gara-gara di interupsi lo.
Udan: !@#$%^&
Kita
tinggalkan kekisruhan antara si Udan dan si Udon. Sekarang saatnya gw (imi) akan
membahas tentang sebuah destinasi wisata aja dikala musim hujan. Lagi pula
musim hujan kan sedang asik nan riang gembira menyapa bumi Indonesia, betul.
Udah tau juga kan kalau sekarang itu hujan jarang ngabarin waktu datangnya, baik pagi, siang, sore, malem atau pun dinihari. Apakah kalian merasa terganggu dengan hadirnya hujan? Kalau iya, sebaiknya tahan dulu alasannya, kenapa kalian merasa terganggu. Kalau yang tidak merasa terganggu, mending ikuti saja cerita gw di Perjalanan imi, let’s go.
Udah tau juga kan kalau sekarang itu hujan jarang ngabarin waktu datangnya, baik pagi, siang, sore, malem atau pun dinihari. Apakah kalian merasa terganggu dengan hadirnya hujan? Kalau iya, sebaiknya tahan dulu alasannya, kenapa kalian merasa terganggu. Kalau yang tidak merasa terganggu, mending ikuti saja cerita gw di Perjalanan imi, let’s go.
Sebenarnya
banyak sekali wisata dikala musim hujan datang, tapi gw hanya akan membahas
satu aja. Dan pilihan gw adalah Air Terjun atau Curug.
Sebelumnya gw udah pernah posting cerita ke Curug Jenggala Bagi Pengelana dan Penelusuran CLBK (Curug Lawe Benowo Kalisidi). Namun kali ini gw akan bepergian ke Curug yang berbeda lagi, katanya curug ini mempunyai 7 Level Dewa. Woow.
Seperti apa sih curugnya itu, nih gw kasih tau tabel informasinya dibawah ini.
Sebelumnya gw udah pernah posting cerita ke Curug Jenggala Bagi Pengelana dan Penelusuran CLBK (Curug Lawe Benowo Kalisidi). Namun kali ini gw akan bepergian ke Curug yang berbeda lagi, katanya curug ini mempunyai 7 Level Dewa. Woow.
Seperti apa sih curugnya itu, nih gw kasih tau tabel informasinya dibawah ini.
1.
|
Nama
|
Curug
Nangga Petahunan
|
||
2.
|
Lokasi
|
Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen,
Kabupaten Banyumas , Provinsi Jawa Tengah
|
||
3.
|
Keistimewaan
|
Mempunyai 7 Tingkatan,
Menurut gw 7 Level Dewa.
|
||
4.
|
Keistimewaan Lain
|
Tiap ( level dewa) tingkatan ada namanya:
- Curug
Watim (tertinggi)
- Curug
Cikidang
- Curug
Gomblang
- Curug
Pawinian
- Curug
Benda (ke 5 dan ke 6)
- Curug
Bunder (terendah)
|
||
5.
|
Tiket masuk / karcis masuk Curug Nangga
|
Sekitar Rp. 10.000,00 (kalau ngga salah
ingat)
|
||
6.
|
Biaya Parkir Kendaraan
|
Rp. 2.000/per motor
Rp. 5.000/per mobil (kalau ngga lupa).
|
||
Udah
baca kan profil Curug Nangga di atas, sekarang saatnya memulai perjalanan
menuju kesana. Gw ngga sendirian ke Curug Nangga, tapi sama salah satu temen gw
sebut saja Nded.
Dari rumah kita berdua ngga langsung menuju kesana, soalnya kita ada urusan dulu di Kota Cilacap, Jawa Tengah. Setelah dari Kota Cilacap baru kita berdua menuju Curug Nangga.
Dari rumah kita berdua ngga langsung menuju kesana, soalnya kita ada urusan dulu di Kota Cilacap, Jawa Tengah. Setelah dari Kota Cilacap baru kita berdua menuju Curug Nangga.
Setelah
beres urusannya, kita langsung ke Curug Nangga. Dari Cilacap butuh waktu
sekitar 2 jam untuk nyampe ke Desa Petahunan. Trek dari jalan gede Pekuncen
(jalur tengah antara Purwokerto-Brebes) menuju ke Desa Petahunan terus menanjak,
berkelok-kelok, dan agak curam.
Bagi gw jalan seperti ini ngga masalah, wong rumah kita juga jalannya kaya gini. Tapi bagi yang kurang lihai berkendara dengan trek kaya gini harus hati-hati aja, apalagi kalau musim hujan, agak licin jalannya. Curug ini ada di daerah yang cukup tinggi, maka penduduk sekitar menyebutnya “Negeri di atas Angin”.
Bagi gw jalan seperti ini ngga masalah, wong rumah kita juga jalannya kaya gini. Tapi bagi yang kurang lihai berkendara dengan trek kaya gini harus hati-hati aja, apalagi kalau musim hujan, agak licin jalannya. Curug ini ada di daerah yang cukup tinggi, maka penduduk sekitar menyebutnya “Negeri di atas Angin”.
Setelah
parkir di salah satu rumah warga sekitar, kita berdua langsung jalan kaki
menuju Curug Nangga. Treknya menurun dengan jalan berbatu atau makadam. Butuh
waktu sekitar 15 menit jalan kaki untuk nyampe ke Curugnya.
Fasilitas disini cukup lengkap seperti toilet, ruang informasi, area parkir, warung-warung yang berada di pinggir jalan menuju ke Curug, dlsb. Jadi ngga usah bingung, tinggal kesini aja kalau mau merasakan sentuhan 7 Level Dewa dari Curug Nangga ini.
Fasilitas disini cukup lengkap seperti toilet, ruang informasi, area parkir, warung-warung yang berada di pinggir jalan menuju ke Curug, dlsb. Jadi ngga usah bingung, tinggal kesini aja kalau mau merasakan sentuhan 7 Level Dewa dari Curug Nangga ini.
Disepanjang
jalan aura Curug Nangga sudah dapat kita lihat sebuah keelokan alam yang (oh sungguh
mempesona). Dipadukan oleh sawah-sawah disekitarnya, juga pepohonan hijau menambah ke-eksotisan Curug
Nangga ini bak sedang berada “Negeri Di atas Angin”.
Bagi gw, ini merupakan salah satu Curug yang sangat cantik dan menawan, dan gw juga merasa beruntung bisa menyambanginya. Lagian Curug Nangga ini pesonanya meluber-luber sampai merasuk ke tubuh gw, jadi ga salah gw berkunjung kesini.
Bagi gw, ini merupakan salah satu Curug yang sangat cantik dan menawan, dan gw juga merasa beruntung bisa menyambanginya. Lagian Curug Nangga ini pesonanya meluber-luber sampai merasuk ke tubuh gw, jadi ga salah gw berkunjung kesini.
Setelah
sampe ke Curug Nangga ini, gw seperti tersihir oleh derasnya air. Apalagi pas
gw kesini pengujungnya sepi banget, sebab gw kesini bukan akhir pekan atau
weekend. Gw kesini itu pada hari Senin, dimana bagi orang-orang biasa sepertinya
ngga mungkin berwisata kecuali hari Senin itu tanggal merah.
Bagi gw juga, kalau maen ke Curug itu ngga afdol alias ngga sah kalau ngga mandi. Langsung aja gw buka baju, dan nyebur di dalam derasnya air Curug Nangga ini.
Bagi gw juga, kalau maen ke Curug itu ngga afdol alias ngga sah kalau ngga mandi. Langsung aja gw buka baju, dan nyebur di dalam derasnya air Curug Nangga ini.
Sangat
asyik mandi di Curug Nangga ini, tubuh dan jiwa gw serasa menyatu dengan segarnya
air dan sejuknya pepohonan di sekitarnya. Pokoknya jangan ditiru kebiasaan gw
ini, kecuali bagi orang-orang yang anti-mainstream.
Menurut gw juga, ngapain berwisata atau traveling ke Curug kalau cuma foto-foto doang atau selfie tapi ngga mandi atau basah-basahan, berasa kurang greget bro/sist. skip..
Menurut gw juga, ngapain berwisata atau traveling ke Curug kalau cuma foto-foto doang atau selfie tapi ngga mandi atau basah-basahan, berasa kurang greget bro/sist. skip..
Well,
gw bermain-main di Curug ini sekitar 30 menit lebih, soalnya badan udah terasa
dingin akibat berendam di airnya. Jangan tanya gw dan Nded bawa celana atau
pakaian ganti apa ngga? Kisa sepakat jawab nggak, soalnya kita orangnya nggak mikir
kesitu, kita mikirnya hanya gimana cara asik dan anti-mainstream menikmati
Curug Nangga ini.
Gw dan Nded nggak peduli kalau pulang dengan pakaian yang basah. Menurut primbon jawa, kita itu cocoknya hidup di air (joke).hahay
Gw dan Nded nggak peduli kalau pulang dengan pakaian yang basah. Menurut primbon jawa, kita itu cocoknya hidup di air (joke).hahay
Gw
sama Nded pun langsung berkemas untuk pulang. Tadi kan gw bilang dari parkiran
untuk menuju Curug Nangga ini treknya menurun. Nah, kalau mau balik lagi ke
parkiran dari Curug, malah sebaliknya, nanjak jalannya. Lumayan cape juga,
apalagi pas dijalan kita didatangi segerombolan hujan banyak banget.
Tapi santai aja, di sepanjang jalur curug ini kan ada beberapa warung. Jadi gw sama Nded langsung berteduh di salah satu warung itu. Ditambah lagi, perut sudah mulai merengek minta pasokan logistik, kalau bahasa gaulnya kita berdua udah mulai lapar 3x.
Tapi santai aja, di sepanjang jalur curug ini kan ada beberapa warung. Jadi gw sama Nded langsung berteduh di salah satu warung itu. Ditambah lagi, perut sudah mulai merengek minta pasokan logistik, kalau bahasa gaulnya kita berdua udah mulai lapar 3x.
Menu
diwarung ini juga bikin ngiler, kaya gorengan panas, kopi panas, mie instan
panas, dan yang panas-panas lainnya, apalagi posisinya lagi hujan banyak,
ajiiib. Ditambah lagi kita menikmati hidangannya sambil melihat pemandangan nan
eksotis yang ngga jauh di mata dan dekat dihati.haha.
Harganya gimana mas imi? Aduh lupa, lagian gw ga memperhatikan banget soal harga, pokoknya kalau laper atau mau camilan atau mau minuman mah tinggal mampir ke warung, terus pesen ke penjaganya, udah selesai tinggal bayar dan ngga bakal kantong kalian jebol kok dan termasuk masih murah juga ngga kaya di kota-kota besar.
Harganya gimana mas imi? Aduh lupa, lagian gw ga memperhatikan banget soal harga, pokoknya kalau laper atau mau camilan atau mau minuman mah tinggal mampir ke warung, terus pesen ke penjaganya, udah selesai tinggal bayar dan ngga bakal kantong kalian jebol kok dan termasuk masih murah juga ngga kaya di kota-kota besar.
Setelah
puas menyantap apa yang tersedia di warung, gw sama Nded langsung jalan kaki
lagi, apalagi hujan udah reda. Nyampe di parkiran kita pamit sama ibu dan bapak
yang punya lahan parkir. Tidak lupa, mengucapkan terima kasih pada ibu dan
bapaknya, kasih senyum termanis.
Penduduk disana ramah-ramah, infomatif dan juga murah senyum. And then, kita langsung cabut pulang setelah puas menikmati Curug Nangga dengan 7 Level Dewanya.
Penduduk disana ramah-ramah, infomatif dan juga murah senyum. And then, kita langsung cabut pulang setelah puas menikmati Curug Nangga dengan 7 Level Dewanya.
Tips:
- Jangan buang sampah sembarangan di area Curug Nangga atau jalan menuju Curug Nangga. Kalau masih buang sampah sembarangan, berarti kalian termasuk pengunjung wisata amatiran.hehe
- Jangan lupa bawa pakaian ganti kalau mandi disini. Soalnya kalau ngga mandi kurang greget atau kurang nendang segernya.hehe
- Jangan berkunjung pada akhir pekan, bakalan rame.
- Jangan malu bertanya bila ngga tau lokasi Curug Nangga ini.
- Jangan pake sendal atau sepatu kantoran sebab disini bukan area gedung perkantoran, pakelah sendal atau sepatu oudoor.
- Bawalah pasangan kalian kesini, tempatnya romantis, hehe.
- Jangan lupa membeli makanan atau minuman di warung sekitar Curug Nangga. Karena... karena apa ya, tinggal beli, gitu aja kok repot.
- Dan jangan lupa bahagia, sebab kalau ngga bahagia artinya kalian butuh piknik sebagai obatnya.
Biasanya
di akhir cerita perjalanan kan suka ada kata-kata atau kalimat inspiratif, puitis,
romantis atau sebangsanya. Tapi disini kalian ngga akan menemukannya, sebab gw itu
bukan inspirator, puitor, apalagi romantor. Gw cuma anak yang gemar travelling
sama mendaki gunung.
Silahkan kunjungi juga cerita-cerita di Perjalanan imi ke berbagai Gunung dan Curug disini dan disini.
See you on the next adventures and thank
you for reading...
Karena Sepi Terdapat Banyak Inspirasi,
Salam Lestari !!!
Imi and Nded
Belum ada tanggapan untuk "Musim Hujan ke Curug Nangga aja dengan 7 Level Dewanya - Pekuncen - Banyumas"
Post a Comment