H -14 alias dua minggu sebelum melakukan pendakian, gw
(imi), Walled dan Kumam sudah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk olahraga ekstrem yang satu ini. Soal fisik dan mental mah kita udah biasa, biasa menderita.😌
Tujuan kita
bertiga yakni mendaki Gunung Slamet. Sebelumnya (tahun lalu, 2016) kita sudah pernah
mendaki kesana sih, cuma dulu kita lewat jalur Bambangan, Perbalingga.
Kita bertiga memang rada aneh orangnya, kenapa? Karena rumah kita bertiga di Brebes tapi pertama naik ke Gunung Slamet lewatnya dari Purbalingga.
Memang, kita bertiga sudah membentuk komunitas bernama Hiker Anpaki Independent (HAI). Dimana kita kalau mau naik gunung itu nyari sesuatu yang berbeda dan aneh, termasuk nyari jalur pendakian yang anti-mainstreim dan masih sepi dari jangkauan anak-anak pendaki "alay".skip
Gunung
Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah (3.428 mdpl) atau gunung
tertinggi kedua di Pulau Jawa. Lokasinya ada di 5 kabupaten yakni Brebes,
Tegal, Pemalang, Banyumas dan Purbalingga.
Konon di
Gunung Slamet ini banyak sekali kisah mistis atau mitos penduduk sekitar atau
cerita dari pendaki yang mengalami hal gaib atau sejenisnya, percaya atau tidak, terserah pemahaman kalian saja.. eitts..tapi gw gak akan cerita soal mistisnya,
mitosnya, aura gaibnya atau hal sejenisnya karena ini bukan blog kisah misteri (kismis)
mbloo...😇
Hari H - 0 Pukul 16.30 WIB. Sabtu, 28
Oktober 2017
Sabtu sore kita bertiga udah siap meluncur (minggat) dari rumah masing2 untuk menuju ke basecamp. Kita bertiga pake motor menuju ke basecamp dengan membawa tas gede2 alias keril kata rang-orang mah.
Sabtu sore kita bertiga udah siap meluncur (minggat) dari rumah masing2 untuk menuju ke basecamp. Kita bertiga pake motor menuju ke basecamp dengan membawa tas gede2 alias keril kata rang-orang mah.
Lokasi
basecamp nya ada di Dukuh Kaliwadas, Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten
Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
Perlu waktu
2 jam untuk sampai di basecamp Kaliwadas. Pas di jalan motor temen gw mogok
akibat mesinnya kepanasan ditambah motor tua, dikalikan jalanan yang sangat
menanjak, makanya jaraknya yang harusnya 1 jam jadi bertambah 1 jam, sama
dengan 2 jam. Skip
Setibanya di
Basecamp Kaliwadas, kita bertiga ngobrol2 dulu sama penjaga alias pemilik rumah
yang dijadikan tempat kita istirahat. Jangan lupa sambil ngopiiiikkk mbloo..
Pukul 22.00
WIB.
Menguap adalah tandanya ngantuk dan pengen tidur. Maka siasatnya kita bertiga tidur di basecamp. Karena besok kita akan start pendakian.
Menguap adalah tandanya ngantuk dan pengen tidur. Maka siasatnya kita bertiga tidur di basecamp. Karena besok kita akan start pendakian.
H+1 Pukul 06.00. Minggu, 29 Oktober 2017. Basecamp.
Kita udah bangun, lalu gw menuju kamar mandi untuk panggilan alami di pagi hari. Airnya yang super dingin membuat gw cuma cuci muka doang, gw gak kuat kalau mandi mah.😂
Kita udah bangun, lalu gw menuju kamar mandi untuk panggilan alami di pagi hari. Airnya yang super dingin membuat gw cuma cuci muka doang, gw gak kuat kalau mandi mah.😂
Pukul 07.53
WIB.
Kita udah kemas-kemas barang, ngopikk dan sarapan. Kita awali pendakian kali
ini dengan berdoa biar semua berjalan lancar, diberi keselamatan dan tak ada
halangan yang berarti.
Pukul 08.07
WIB.
Kita bertiga udah sampe di gerbang pendakian Gunung Slamet via Kaliwadas. Cuaca cerah. Menyapa petani sayuran itu wajib dilakukan, karena untuk menuju gerbang kita melewati perkebunan dengan aktivitas petani yang rajin, pagi-pagi udah sibuk diladangnya.
Kita bertiga udah sampe di gerbang pendakian Gunung Slamet via Kaliwadas. Cuaca cerah. Menyapa petani sayuran itu wajib dilakukan, karena untuk menuju gerbang kita melewati perkebunan dengan aktivitas petani yang rajin, pagi-pagi udah sibuk diladangnya.
Gerbang pendakian |
Pukul 08.32
WIB. Pos I Tuk Suci.
Kita bertiga udah sampe di Pos 1, Tuk Suci. Dari gerbang untuk ke Pos satu, trek masih terbilang gampang, soalnya kita tinggal ngikuti jalan setapak yang sudah di cor.
Tuk Suci adalah sumber air bagi warga, dimana ada sebuah danau, air nya mengalir ke rumah-rumah ataupun buat menyirami kebun sayuran atau keperluan lainnya. Dan bila kalian lihat dari atas Tuk Suci ini sangat jernih sekali, sampe dasarnya keliatan, mirip2 Danau Kaco di Jambi sana, wonderful.
Kita bertiga udah sampe di Pos 1, Tuk Suci. Dari gerbang untuk ke Pos satu, trek masih terbilang gampang, soalnya kita tinggal ngikuti jalan setapak yang sudah di cor.
Tuk Suci adalah sumber air bagi warga, dimana ada sebuah danau, air nya mengalir ke rumah-rumah ataupun buat menyirami kebun sayuran atau keperluan lainnya. Dan bila kalian lihat dari atas Tuk Suci ini sangat jernih sekali, sampe dasarnya keliatan, mirip2 Danau Kaco di Jambi sana, wonderful.
Pos 1 - Tuk Suci |
Pukul 10.20
WIB. Pos II Pondok Growong.
Disini gak ada tulisan Pos II, Cuma ditandai oleh gubuk dengan disampingnya terdapat pohon besar yang tengahnya berlubang. Disini kita bertiga ngopikkkk lagi ditambah amunisi (tembakau). Disini juga kita bertemu dengan 3 sepuh warga yang akan menuju ke Sumur Penganten. Akhirnya kita ngobrol2 seputar trek jalur pendakian yang akan kita lewati, dlsb.
Disini gak ada tulisan Pos II, Cuma ditandai oleh gubuk dengan disampingnya terdapat pohon besar yang tengahnya berlubang. Disini kita bertiga ngopikkkk lagi ditambah amunisi (tembakau). Disini juga kita bertemu dengan 3 sepuh warga yang akan menuju ke Sumur Penganten. Akhirnya kita ngobrol2 seputar trek jalur pendakian yang akan kita lewati, dlsb.
Pos 2 - Pondok Growong |
Pukul 12.15
WIB. Pos III.
Dari Pos II ke Pos III jalur pendakian sangat rimbun oleh pepohonan kecil, jadi kita harus babat pake parang/golok biar jalurnya keliatan. Fyi, baru kali ini gw bawa golok/parang saat pendakian. Trek disini sangat jarang dilalui oleh pendaki, makanya gw paling kagum dengan trek pendakian kali ini.
Cuaca mulai berkabut, kita bertiga mulai laper, saatnya berhenti dan memasak mie. Saat sedang masak, gerimis mulai turun, selesai makan, hujan mulai mengiringi kita berjalan. Jangan lupa pake jas hujan dan raincover buat keril.
Dari Pos II ke Pos III jalur pendakian sangat rimbun oleh pepohonan kecil, jadi kita harus babat pake parang/golok biar jalurnya keliatan. Fyi, baru kali ini gw bawa golok/parang saat pendakian. Trek disini sangat jarang dilalui oleh pendaki, makanya gw paling kagum dengan trek pendakian kali ini.
Cuaca mulai berkabut, kita bertiga mulai laper, saatnya berhenti dan memasak mie. Saat sedang masak, gerimis mulai turun, selesai makan, hujan mulai mengiringi kita berjalan. Jangan lupa pake jas hujan dan raincover buat keril.
Pos 4 |
Pukul 13.20
WIB. Pos IV.
Tiba Pos IV, Jujur aja gw bingung, dari Pos I ke Pos IV gw gak liat ada tulisan bahwa ini sebuah Pos. Gw Cuma dikasih tanda-tanda aja sama bapak penjaga basecamp. Hujan pun mulai reda.
Tiba Pos IV, Jujur aja gw bingung, dari Pos I ke Pos IV gw gak liat ada tulisan bahwa ini sebuah Pos. Gw Cuma dikasih tanda-tanda aja sama bapak penjaga basecamp. Hujan pun mulai reda.
Di Pos IV
ini ditandai oleh sebuah gubuk yang udah mau roboh dan bocor atapnya. Trek
menanjak di hiasi pepohonan tinggi menjulang dan suara burung menemani kita
bertiga ke Pos IV. Ngopikkkk dan beramunisi lagi....hehe
Jalur menuju Pos 4 |
Baru mau
lanjut perjalanan kita mendengar suara pendaki lain, lalu kita menyapanya
dengan siulan. Lalu kita bertemu dan kaget karena selama beberapa jam berjalan
kita baru berjumpa dengan pendaki lain, itu juga mau turun. Akhirnya kita
bersalaman dengan mereka tanpa ngobrol panjang.
Pukul 14.13
WIB. Pos V.
Nyampe di Pos V, cuaca udah mulai terang dan berkabut. Trek pendakian juga gak terlalu menanjak. Kita lanjut saja perjalanan tanpa berhenti terlalu lama mbloo...
Nyampe di Pos V, cuaca udah mulai terang dan berkabut. Trek pendakian juga gak terlalu menanjak. Kita lanjut saja perjalanan tanpa berhenti terlalu lama mbloo...
Pukul 15.14 WIB. Pos VI.
Gw gak liat ada papan pos tapi gw tebak ini udah Pos VI. Trek pendakian masih sama, banyak pepohonan yang menghalangi jalur. Gw babat dulu deh, biar yang belakang bisa berjalan normal. Soalnya jalur ini sangat jauh dari sapaan pendaki. Disini hujan mulai menyapa tubuh kita bertiga lagi, tidak lupa pake jas hujan lagi.
Gw gak liat ada papan pos tapi gw tebak ini udah Pos VI. Trek pendakian masih sama, banyak pepohonan yang menghalangi jalur. Gw babat dulu deh, biar yang belakang bisa berjalan normal. Soalnya jalur ini sangat jauh dari sapaan pendaki. Disini hujan mulai menyapa tubuh kita bertiga lagi, tidak lupa pake jas hujan lagi.
Pukul 15.59 WIB. Pos VII – igir Manis.
Gw cuma menebak ini udah Pos VII. Hari mulai sore, kaki sudah pengen istirahat,
perut mulai lapar lagi. Tapi area ini kurang cocok untuk didirikan tenda,
makanya kita lanjut lagi menuju Pos VIII.
Pukul 16.40
Pos VIII – igir Tjowek.
Udahlah kita bikin tenda disini aja, cocok. Kita lepas jas hujan, lalu nyari ilalang buat dasar tenda. Serta buat aliran air dipinggir tenda. Setelah beres, kita buka tenda dan beberapa menit kemudian tenda udah berdiri. Saatnya memasukan barang bawaan ke dalam tenda. Posisi baju, celana, sepatu juga tas keril kita udah pada basah walaupun dibalut raincover dan jas hujan, wis rapopo mbloo.
Udahlah kita bikin tenda disini aja, cocok. Kita lepas jas hujan, lalu nyari ilalang buat dasar tenda. Serta buat aliran air dipinggir tenda. Setelah beres, kita buka tenda dan beberapa menit kemudian tenda udah berdiri. Saatnya memasukan barang bawaan ke dalam tenda. Posisi baju, celana, sepatu juga tas keril kita udah pada basah walaupun dibalut raincover dan jas hujan, wis rapopo mbloo.
Pos 8 |
Pukul 18.04 WIB. Camp.
Masakan udah siap saji. Tanpa berpikir panjang, kita bertiga melahap dengan
nikmat makanan yang dibuat oleh Walled. Gw dan Kumam cuma bisa ngunyah makanan sampe perut kenyang doang.haha
Pukul 19.08 WIB. Camp.
Hal aneh kita buat. Ya, kita akan menyetrika pakaian basah. Loh emang gw bawa
setrika? Nggak. Dengan sedikit ide akhirnya kita bisa menyetrika. Caranya
panaskan panci di atas kompor, tunggu sampe panas, lalu angkat panci dan
letakkan di atas pakaian basah tsb. Lumayan pakaian jadi ngga terlalu basah kuyup
lagi. haha
Pukul 11.10 WIB. Camp.
Lanjut tidur bersama cuaca berkabut dan gerimis syahdu. Zzzzzzzz
H+2 Pukul 06.45. Senin, 30 Oktober 2017.Camp Area.
gw bangun paling awal, lalu gw bangunin si Walled dan Kumam. Kita gak summit saat dini hari biar ngejar sunrise. Kita slow dan nikmati bangun pagi dengan secangkir kopiii panas dan amunisi. Kumpulan awan masih setia di atas pepohonan tinggi.
gw bangun paling awal, lalu gw bangunin si Walled dan Kumam. Kita gak summit saat dini hari biar ngejar sunrise. Kita slow dan nikmati bangun pagi dengan secangkir kopiii panas dan amunisi. Kumpulan awan masih setia di atas pepohonan tinggi.
Pukul 08.15 WIB. Camp
Matahari mulai menyapa kita bertiga, tanpa ada sapaan dari pendaki lain.
Aktivitas kita bertiga yakni menjemur pakaian, keril dan semua yang masih basah. Sambil menunggu
kering, kita buat sarapan dulu.
Tempat Bertenda |
Tepat Pukul
10.00 WIB.
Pukul 10.23 WIB. Pos IX.
Ternyata dari Pos VIII (camp) menuju ke Pos IX jaraknya ngga terlalu jauh.
Lanjut lagi dibarengi hiasan bunga anggrek yang tumbuh dipohon lain. Sembari
panen buah raspberry yang merah merona.
Pos 9 |
Pukul 11.32 WIB. Pos X.
Trek agak landai untuk menuju Pos X. Cuma banyak pohon yang menghalangi jalur pendakian, sampe kita harus menunduk
untuk melewatinya.
Pos 10 |
Pukul 12.20
Pos XI.
Cuaca masih berkabut dengan gerimis tipis-tipis. Gw liat hutan udah mulai jarang alias kita bisa liat langit dengan jelas tanpa terhalangi pohon-pohon gede. Stop and make a coffee for a moment mbloo. Disini kalau cuaca bagus bisa liat puncak dan batas vegetasi hutan Gunung Slamet.
Cuaca masih berkabut dengan gerimis tipis-tipis. Gw liat hutan udah mulai jarang alias kita bisa liat langit dengan jelas tanpa terhalangi pohon-pohon gede. Stop and make a coffee for a moment mbloo. Disini kalau cuaca bagus bisa liat puncak dan batas vegetasi hutan Gunung Slamet.
Pos 11 |
Pukul 13.17. Pos XII. Pelataran/Plawangan/Batas Vegetasi Hutan.
Gw bisa liat puncak Gunung Slamet sebenernya, tapi kabut masih agak tebal di
Puncak. Trek nanjak dan berbatu dan berpasir siap kita lalui.
Pos 12 - Plawangan/Plataran/Batas Vegetasi Hutan |
Wait, baru
berjalan 7 menit si Walled liat ada mata air di jalur lahar. Tanpa pikir jauh,
Walled turun ke bawah, gw juga ngikut deh. Kata penjaga basecamp Sumber mata
air ini ada kalau lagi musim hujan. Kita beruntung sekarang kan musim hujan.
Sumber air dilingkaran merah |
Setelah
ngambil air yang cukup buat perbekalan. Kita taruh saja di dekat pohon, nanti
pas turun kita ambil lagi.
Pukul 15.28 WIB. Puncak Gunung Slamet.
Ketika sampe di Puncak gw langsung sujud syukur. Ini adalah kali kedua gw menapaki Puncak Gunung Slamet. Si Walled dan Si Kumam juga sama ding, udah 2x kesini.😂
Ketika sampe di Puncak gw langsung sujud syukur. Ini adalah kali kedua gw menapaki Puncak Gunung Slamet. Si Walled dan Si Kumam juga sama ding, udah 2x kesini.😂
Puncak Slamet |
Gw sangat
terharu dan bahagia bisa nyampe Puncak Gunung Slamet via Kaliwadas ini. Gw dan
kedua temen gw juga beruntung, cuaca cerah pas di Puncak. Walaupun awalnya
berkabut.
Kita bertiga
butuh waktu 2 jam lebih dari Pos XII (batas vegetasi) ke Puncak Gunung Slamet.
Trek yang sangat terjal dengan kemiringan yang hampir 70 derajat. Harus sangat
berhati-hati dengan menjaga keselamatan diri. Soalnya beberapa kali gw kurang
ati-ati dan hampir jatuh. Namun sayang dibeberapa spot banyak sekali
vandalisme.
Trek ke Puncak |
Gw pandang
ke Timur disana terlihat Jalur Bambangan, kondisi sepi gak ada orang atau
pendaki. Gw pandang bendera merah putih yang gagah berkibar di Puncak Surono.
Sebelah Utara Jalur Guci, sebelah Selatan Jalur Baturaden. Kalau gw pandang ke
bawah gw bisa liat Kawah Gunung Slamet yang sangat luas dan sedang mengeluarkan
asapnya.
Kita bertiga
merayakan sukses ke Puncak Gunung Slamet dengan secangkir kopi dan amunisi
pabrik. Posisi gw sedang duduk sambil membayangkan perjalanan yang telah kita
lalui saat berkutat di dalam hutan sampe akhirnya bisa berada di pinggir kawah Gunung
Slamet.
Pose dipinggir kawah mbloo |
Gw harus
abadikan moment yang (mungkin) hanya sekali ini terjadi dalam perjalanan hidup.
Gw ambil hp jadul dari saku, lalu memotret hal-hal aneh dan keren untuk
oleh-oleh dan untuk keabadian.
Sekitar 1
jam kita berada di Puncak Gunung Slamet. Waktu sudah sore dan sunset mulai
menampakkan keindahan yang harus gw abadikan juga.
Sunset |
Pas turun
gw, Walled dan Kumam maen pelosotan karena trek turun yang berpasir dan bebatuan
mirip2 kalau ke Puncak Mahameru. Ini momen asik, sambil memandang sunset di
ufuk barat.
Sunset juga |
Waktu tiba
di Pos 11, kita bertiga mendengar adzan maghrib dari pemukiman penduduk, lalu kita bertiga berhenti dulu, cuaca
sangat cerah, terlihat bintang dan bulan mewujudkan wajah aslinya yang tampan
sekali.
Pukul 19.45
WIB
Kita sampe di area camping, lanjut istirahat, kemudian masak lagi, ngobrol
gaje (gak jelas), lalu tidur.
Pukul 22.15 WIB
Gw, Walled
sama Kumam nyampe sulit tidur padahal posisi tubuh kita udah masuk Sleeping
Bag. Mata gw udah merem tapi gak bisa tidur, kita tidur pules itu sekitar jam 3
dinihari. Aneh.
H+3 Pukul 07.00. Selasa,
31 Oktober 2017. Camp Area.
Gw dan kedua temen gw udah pada bangun, aktivitas menjemur yang basah-basah masih berlaku, mumpung matahari udah nongol. Diselingi sarapan dan ngopikkk dan berasap ria di pagi hari jangan sampe terlewati.
Gw dan kedua temen gw udah pada bangun, aktivitas menjemur yang basah-basah masih berlaku, mumpung matahari udah nongol. Diselingi sarapan dan ngopikkk dan berasap ria di pagi hari jangan sampe terlewati.
Pukul 09.10 WIB.
Kita bertiga sudah siap turun gunung menyusuri hutan alami dan asri Gunung Slamet. Kondisi perbekalan kita hanya tersisa air dan amunisi (tembakau) saja. Tapi orapopo sing penting kita masih kuat berjalan saja kita udah bersyukur.
Kita bertiga sudah siap turun gunung menyusuri hutan alami dan asri Gunung Slamet. Kondisi perbekalan kita hanya tersisa air dan amunisi (tembakau) saja. Tapi orapopo sing penting kita masih kuat berjalan saja kita udah bersyukur.
Pukul 13.20 WIB. Basecamp
Alhamdulillah, kita selamat dan nyampe di Basecamp Kaliwadas Gunung Slamet.
Tidak lupa dengan membawa turun sampah.
Pada sesi
penutupan ini, gw akan list hal-hal aneh selama pendakian Gunung
Slamet via Kaliwadas.
- Pas nyampe basecamp gw gak bertemu pendaki lain selain kita bertiga, padahal weekend.
- Baru kali ini gw bawa golok/parang saat melakukan pendakian, karena dibeberapa spot jalur pendakian masih ketutup ilalang ataupun sejenis pohon kecil yang berduri, nyampe si Walled jadi korbannya, terus langsung bentol-bentol, gw kena, si Kumam juga kena durinya. Waktu kita bertiga tercuri untuk membabat ilalang+pohon kecil yang menghalangi jalur pendakian. Intinya kalau lewat sini kudu pake celana panjang, kaos/baju panjang, kaos tangan, sepatu.
- Kita bertiga baru ketemu satu kelompok pendaki lain yang pada mau turun, setelah pos IV. Setelah itu kita hanya bertiga doang nyampe puncak, bahkan nyampe turun ke basecamp kita gak bertemu pendaki lain lagi.
- Gw merasakan hal aneh waktu habis turun dari puncak, terus mau tidur tapi nggak bisa tidur. Si Walled dan Kumam juga sama. Akhirnya kita tidur sekitar jam 3 dinihari, padahal jam 10 malem kita udah berbaring mau tidur. Gw gak tau kenapa.
- Menurut gw jalur Kaliwadas ini cocok sekali buat naik gunung, karena gw mirip pendaki jaman dulu (jadul), mendaki dengan kondisi jalurnya yang masih sepi dan masih asri, dibalut dengan keindahan Gunung Slamet yang sangat mempesona.
- Terdapat 12 Pos, dimana tiap pos mungkin gak ada papan pos nya.
- Jangan ngejar sunrise mending kejar sunset aja kalau lewat sini.
- Kalau ditotal, jarak tempuh pendakian dari Basecamp sampe Puncak sekitar 15 jam lebih tanpa camping.
- Biasanya, kalau mendaki ke gunung lain, terus ketemu pendaki lain dijalan suka menyapa "mari mas/mari mbak", tapi disini gw cuma menyapa kedua temen gw doang si Walled n si Kumam (gak jelas; gaje).
Mau nawarin kopi juga paling ke mereka berdua doang, kadang gw nawarin kopi pada langit, tenda, panci, piring, sendok, baju basah, awan, batu, dan segala sesuatu yang gak mungkin dijawab.😁
Kalau gw lagi aneh, gw suka nanya ke pohon "Berapa menit lagi nyampe puncak hon? kok loe diem aja sih, hon?" 😂 - Kalau mau tau lebih banyak tentang keanehan pendakian Gunung Slamet via Kaliwadas silahkan rasakan sendiri aja, tulisan gw mungkin hanya sampe sini aja, gak bisa lebih detail. Lagian inspirasi gw buat nulis udah mentok juga..haha
oleh-oleh |
oleh-oleh |
oleh-oleh |
oleh-oleh |
oleh-oleh |
oleh-oleh |
See you on
the next adventure and thank you for reading...
Karena sepi terdapat banyak inspirasi...
Salam Lestari, 28-31 Oktober 2017
Karena sepi terdapat banyak inspirasi...
Salam Lestari, 28-31 Oktober 2017
Trio Peak Hiker Anpaki Independent (HAI)
Mantafb genk... Jd pengen coba kaliwadas
ReplyDeletemakasih bro...dicoba aja bro, jalurnya anti-mainstream bro...hehe
DeleteGood
ReplyDeleteThanks
DeleteThank bro...
ReplyDeleteSemangat dan kocak.. saya suka gayamu.. Mari kita nikmati puncak puncak gunung dengan senang hati
ReplyDeleteMakasih kakak...salam lestari...mari ngopi di puncak gunung kakak
DeleteSama-sama...
ReplyDeletekocaklahhh gan..
ReplyDeletepadahal aslinya mah agak serem karna sepi gan...hehe
Deletesaya suka dengan artikel anda..
ReplyDeleteMakasih gan...
DeleteSalam lestari...
Bang, basecamp kaliwadas mudah dijangkau ga sama angkutan umum?
ReplyDeleteJadi pengen kesana nih. Fotonya sabi bener 😊
Mungkin ada mobil bak terbuka ke basecamp bro...atau ngga ngojek aja..😂
DeleteYukk, kapan-kapan muncak bareng. Salam lestari dari Sidoarjo.
ReplyDeleteBisa di agendakan bro..
DeleteSalam lestari sidoarjo...
ftv-news.com Great article, I really appreciate your thought process and having it explained properly, thank you
ReplyDeletebreaking news
Kiraa in ada cerita serem atau mistisnya brooo
ReplyDelete