Laksana
mentari pagi, sinarmu selalu kurindukan. Kau hadir dimana awan-awan sedang
berkumpul bagai deru ombak. Rintihan angin menyeruak ke telingaku, membisikan
untaian nada indah nan mendayu-dayu. Kan kutanamkan benih-benih cinta pada
alam; kan kubiarkan tumbuh bersama jejak-jejak langkah yang tertatih mengabadikan.
Semarang,
25 April 2014
Gw awali hari ini dengan peregangan otot
sembari diiringi musik dari band favorit gw; Paramore. Setelah kemarin sore gw
mengikuti rapat koordinasi dari sebuah organisasi pecinta alam salah satu
jurusan di kampus. Gw sendiri bukan anggota organisasi itu, tapi gw akan ikut
dalam agendanya yaitu pendakian ke Gunung Lawu. Agenda tersebut bisa dikuti oleh
mahasiswa atau umum. Sebagai orang yang ketagihan naik gunung, gw pun
mendaptarkan diri untuk ikut pada pendakiannya. Pada bulan Januari kemarin kan
gw udah mendaki ke Gunung Ungaran, jadi gw mau merasakan bertualang ke gunung
lainnya.
Lokasi
Gunung Lawu melingkupi Kabupaten Karanganyar, Wonogiri (Jawa Tengah) dan Kabupaten
Magetan (Jawa Timur. Terdapat 3 jalur
pendakian resmi yaitu Cemoro Sewu, Candi Cetho dan Cemoro Kandang. Gunung Lawu
memiliki tiga puncak yaitu Hargo Dumiling, Hargo Dalem (warung mbok Yem), dan
Hargo Dumilah atau puncak tertinggi 3.265 mdpl.
Pada sorenya gw udah siap dengan segala kebutuhan untuk pendakian kali ini. Lalu gw segera berangkat menuju tempat berkumpulnya teman-teman yang akan ikut dalam agenda ini. Fyi (for your information), gw nekat ikut padahal ngga ada yang gw kenal sebelumnya. Tapi itu sebuah keuntungan, gw jadi dapet temen-temen baru disini. Dan yang akan ikut di pendakian ini sekitar 20 orang lebih,wooow. Gw sebut ini pendakian massal (bukan sunatan massal..lhoo..haha). Jangan tanya namanya siapa aja, gw udah lupa, cuma apal muka doang. hehe
Pada sorenya gw udah siap dengan segala kebutuhan untuk pendakian kali ini. Lalu gw segera berangkat menuju tempat berkumpulnya teman-teman yang akan ikut dalam agenda ini. Fyi (for your information), gw nekat ikut padahal ngga ada yang gw kenal sebelumnya. Tapi itu sebuah keuntungan, gw jadi dapet temen-temen baru disini. Dan yang akan ikut di pendakian ini sekitar 20 orang lebih,wooow. Gw sebut ini pendakian massal (bukan sunatan massal..lhoo..haha). Jangan tanya namanya siapa aja, gw udah lupa, cuma apal muka doang. hehe
suasana ditruk |
Sekitar
pukul 7 malem kita bersiap menuju basecamp Cemoro Sewu. Berhubung yang ikut itu
banyak, jadi kita pake truck biar
muat semua. Gw perkirakan perjalanan ke basecamp dari Semarang sekitar 4 jam.
Setelah nyampe basecamp, gw langsung nyari toilet, kebelet cooy..ahahay.
Gerbang |
Cemoro
Sewu, 25 april 2014
Setelah beristirahat alias tidur, paginya
gw makan dulu serta minum pastinya. Terus ketua dalam pendakian ini mengumumkan
bahwa pendakian akan dimulai jam 7 pagi. Terus kita akan dibagi per kelompok, setiap
kelompok ada 5 sampe 7 orang. Well,
akhirnya gw kebagian kelompok dimana ada 3 cewek dan 2 cowok termasuk gw kalau
ga salah.
Dari
basecamp kelompok gw berangkat
sekitar pukul 8. Dengan jalur pendakian yang masih datar dan berbatu namun
tertata rapi. Sebagai cowo yang bertanggungjawab, gw harus mengawal 2 orang
cewek, sebab yang 2 lagi itu ternyata mereka satu pasang kekasih alias pacaran.
Daaammm....
Waktu
terus berjalan dan kaki mulai melangkah lelah. Sembari diiringi candaan dan
obrolan, kita akhirnya nyampe di Pos I. Salah satu obat paling mujarab untuk
menghilangkan lelah ya istirahat. Gw senada dengan obat itu. Disekitar Pos I
sendiri terdapat beberapa warung kecil, sekaligus shelter. Selama menuju Pos I, vegetasi hutan belum terlalu rapat.
Lima menit sudah cukup untuk istirahat, sebab kalau terlalu lama istirahat, badan
akan terasa lemas, mata akan terasa ngantuk, akhirnya pengen tidur. Kelompok gw
sepakat melanjutkan pendakian menuju Pos II. Disini sudah mulai terlihat hutan
yang kebanyakan jenis pinus dan agak rimbun.
Sesampainya
di Pos 2, gw ketemu kelompok lainnya yang sedang istirahat dan gw pun ikut
gabung bersama mereka. 5 menit sudah cukup bagi gw untuk istirahat, didukung
kondisinya badan yang masih fit dan bugar.
Menuju
Pos 3, trek berupa bebatuan dan menanjak. Disini juga terdapat shelter buat istirahat para pendaki.
Kedua cewek yang gw kawal juga masih kuat berjalan. Kondisi cuaca juga ngga
terlalu panas, bisa disebut adem dan cocok buat pendakian.
Kita
pun lanjut lagi bersama kelompok lain. Disini mulai campuk aduk antar kelompok.
Mungkin tiap individu juga berbeda kemampuannya dalam mendaki. ya sudah, wong
kita berangkat dari Semarang juga bareng-bareng. Jadi ga masalah bagi gw, yang
penting pendakian ini bisa sukses, tidak terjadi hal-hal buruk. Namun setelah
beberapa menit berjalan, teman cewek gw ada yang kurang enak badan atau
kelelahan kayanya. Temen gw pun ngasih obat penghangat badan yang iklannya
agnes moo.
Dari
raut mukanya keliatan temen gw kecapean, mungkin kurang persiapan fisik sebelum
mendaki. Tapi karena tekadnya kuat, dia bangkit dan jalan lagi, walau dengan
kecepatan melangkah yang agak lambat dari sebelumnya. Gw sebagai cowok yang
setia, maka harus mendampingi dan mengimbangi temen gw itu.hehe
Pengawalnya dibelakang |
Menuju
Pos 4. Trek masih sama bebatuan dan semakin menanjak lagi. Dan selama berjalan,
gw bertemu seorang ibu-ibu dan dua orang bapak-bapak. Setelah gw tanya,
ternyata mereka membawa logistik buat stok di warung di atas . Dalam hati gw
salut sama mereka yang rela berjalan jauh dan dengan bawaan yang pasti
berat. Gw mikir, di puncak ada warung,
warung siapa ya?
Tiba
di Pos 4, gw dan kelompok gw istirahat lumayan lama. Lagi-lagi gw ketemu
kelompok lainnya. Sembari istirahat, kita semua menikmati logistik yang tadi
dibawa. Setelah cukup istirahatnya, ada seorang temen yang lain yang ngajak
lanjut ke atas. Gw meng iyakan itu, tapi setelah berjalan agak jauh gw lupa
harus menjaga 2 cewek kelompok gw tadi. Karena udah terlanjur jalan, gw pikir
ya sudah lanjut jalan aja. Gw jadi merasa bersalah, tapi wong namanya lupa, mau
gimana lagi.
Dan
tibalah sekumpulan hujan datang, gw pun segera berteduh dibawah bebatuan mirip
goa. Setelah menunggu hujan reda, gw dan temen-temen gw kembali melanjutkan
pendakian. Sebenernya dari Pos 4 ke Pos 5 itu jaraknya gak terlalu jauh.
Ditunjang dengan treknya yang didominasi oleh jalur datar. Di Pos 5 juga cocok
untuk mendirikan tenda dan muat sekitar 10 tenda lebih.
Pos
5 ke Sendang Drajat jalurnya menurun. Disini terdapat sebuah warung. Di Sendang
Drajat juga ada sebuah sumur sebagai mata air. Well,
setelah berkutat melawan diri sendiri, akhirnya gw sampai di titik pertemuan
kelompok, Sendang Drajat.
Sendang Drajat |
Setelah
gw telisik ternyata warung yang deket Sendang Drajat itu adalah sebuah warung legendaris;
ya warung Mbok Yem. Karena penasaran kaya apa warung legendaris itu, gw segera
merapat dan masuk ke warung Mbok Yem. Tidak lupa gw mengucapkan salam dan
berbincang-bincang dulu sama penjaganya yang kala itu seorang bapak dan ibu
yang udah lumayan tua. Gw pun langsung pesen pecel dan teh panas. Selain pecel disini
juga ada rames, gorengan, teh panas, jahe panas, kopi dll. Setelah menikmati
hidangan istimewa itu, gw berpikir ini adalah pecel dan teh panas ternikmat.
Bisa dibayangin di ketinggian 3.150 mdpl terdapat warung dan kita bisa menikmati
makanan seperti yang gw sebutin tadi. Gw berkata dalam hati selamat datang di warung
Mbok Yem, sebuah warung legendaris dan juga warung tertinggi di Jawa. Woooww...
Sekedar
informasi di warung Mbok Yem atau juga bisa dijadikan tempat istirahat atau
tidur. Kalau gw liat-liat mungkin muat nyampe 20 orang lebih. Enak kan, ga usah
bawa tenda dan logosistik terlalu banyak, karena disini tersedia, tapi ga
gratis, harus bayar lah. Harganya juga terjangkau kok untuk makanan dan minumannya.
Pada
sore hari menjelang malam semua peserta yang mendaki sudah kumpul di warung
Mbok Yem. Termasuk dua cewek yang tadi gw kawal, mereka terlihat sangat cape dan
butuh istirahat panjang dan dalam hati gw berkata “sori udah ninggalin”. Selanjutnya kita semua sepakat buat bikin
tenda di Pos 5. Tapi tidak bagi gw, sebab gw udah PW atau posisi wenaakk buat
tidur di warung, ditambah lagi badan gw lumayan cape dan dingin. Hehe
Selama
peristirahatan di warung legendaris, gw liat pendaki-pendaki lain mulai
berdatangan. Malam itu mungkin sekitar 20 orang yang ada di warung. Gw sih
mending bersembunyi dibalik Sleeping Bag (SB).
Lagian mau ngapain lagi, kecuali kalau gw pengen yang anget2 kaya jahe panas,
gw harus pesen ke penjaga warungnya. Dan malam pun terus berjalan dan mata gw
pun terlelap dengan tenangnya.Hzzzz
Puncak
Hargo Dumilah, 27 April 2014
Selamat
pagi, gw ucapin pada temen yang tidur disebelah gw. Mata gw masih belum terbuka
lebar saat itu. Lagian gw juga males bangkit dari dalam sb. Mata gw baru terbuka lebar ketika terdengar suara dari para
pendaki lain yang ribut pada mau ke puncak. Gak salah sih mereka itu, gw juga
pengen liat sunrise di Puncak Hargo
Dumilah. Kalau mereka yang tidur di tenda sih katanya udah pada berangkat.
Sekitar
Pukul 05.00, gw udah siap ke puncak tertinggi Gunung Lawu, Hargo Dumilah. Setelah
sebelumnya gw minum jahe panas sebagai perangsang stamina. Terlihat sekali
pendaki lain yang akan ke puncak lumayan banyak. Gw sendiri ke puncak bareng
temen gw yang super nyentrik dari Demak,
namanya mas siapa ya, gw lupa, tapi kita berteman di fb kok. Dia itu orangnya
asik banget, walaupun baru ketemu kemarin pas mau pendakian. Berbalut pakaian
yang reggae abizz, mas itu juga super
cepat kalau jalan. Gw pun melihat sebuah tugu dan ada tulisannya “Puncak Lawu
Hargo Dumilah, 3.265 DPL”. Gw sangat seneng dan terharu bisa menapakkan kaki
disini.
Puncak Hargo Dumilah |
view di Puncak |
Munafik
sekali kalau kita di puncak gunung itu ngga foto-foto. Sebab ini adalah salah
satu bukti abadi untuk dikenang. Saat itu gw ga bawa kamera, solusinya gw nebeng
foto aja dikamera genggam temen.haha Ya, mau gimana lagi wong hp gw masih
jadul, ditambah baterainya habis, terus mati total karena kedinginan. Ngenesss
kan...hehe
Setelah
puas menikmati puncak dengan penuh kebahagiaan, gw balik lagi ke warung Mbok
Yem. Terus ngambil tas carier dan pamit ke penjaganya buat gabung sama temen
yang lain di Pos 5. Disini gw disuguhkan makanan dan minuman oleh organisasi
pecinta alam jurusan di kampus, dimana gw sebagai peserta dalam pendakiannya.
Ibarat
kata pepatah jawa “mangan ora mangan asal
kumpul”. Yupz, pepatah itu menggambarkan sekali suasana di sekitar
tenda/Pos 5 ketika peserta pendakian semuanya berkumpul. Pastinya dengan tiap2
individu mempunyai cerita menurut versinya, mereka asik bercengkrama, dan gw
asik dengan makanan yang seadanya. Haha
Terlihat
muka-muka penuh kelelahan nampak disini, namun kebahagiaan jelas yang paling
dominan. After that, kami semua siap
untuk turun menuju basecamp. Namun
setelah nyampe Pos 3, kami di suruh berhenti semua, sebab ada beberapa teman
anggota organisasi yang ngga ikut ke puncak mau bikin makanan spesial.
Gw
pun ikut berhenti dan istirahat dulu sembari nunggu makanan “spesial” matang. Sembari
ngobrol2 dibalut dengan candaan, ngga kerasa makanan “spesial” yang kita tunggu
udah mateng. Dengan satu komando, makanan itu langsung dilahap habis dalam waktu
yang singkat.Setelah
makanan habis, ada 3 temen senior organisasi itu yang memutuskan untuk turun ke
basecamp duluan. Gw pun ikut sama 3
senior itu untuk turun.
Menurut
pepatah jawa lagi “alon-alon asal
kelakon”, tak terasa gw udah nyampe di sebuah gubuk sebelum Pos 2. Disana
gw bertemu dengan pendaki lain yang lagi istirahat. Gw dan 3 senior itu pun
langsung kenalan dan ngobrol.
Berhubung gw masih polos dalam hal pengalaman naik gunung, gw putuskan pasang telinga aja, dengerin obrolan mereka, tanpa banyak komentar. Lalu, temen gw yang nyentrik asal Demak dengan berlari menghampiri kami di gubuk. Ya, temen gw yang satu ini emang kaya kuda tenaganya. Hehe piss... Lalu disusul temen dibelakangnya.
Berhubung gw masih polos dalam hal pengalaman naik gunung, gw putuskan pasang telinga aja, dengerin obrolan mereka, tanpa banyak komentar. Lalu, temen gw yang nyentrik asal Demak dengan berlari menghampiri kami di gubuk. Ya, temen gw yang satu ini emang kaya kuda tenaganya. Hehe piss... Lalu disusul temen dibelakangnya.
Sempat
juga gw panen berry disekitar gubuk
sama temen. Setelah itu gw lanjut jalan lagi, sebab hari sudah mulai siang. Finally, gw sampe juga di basecamp. Sambil nunggu temen2 lain, gw
diajak buat jalan2 disekitar basecamp.
Disini gw jalan ber 5 kalau gak salah.
Berhubung
saat itu hari minggu, pengunjung disini rame sekali. Banyak yang jualan,
terutama jajanan yang namanya “Pentol”. Nama yang agak nyeleneh, namun nikmat
rasanya. Didukung suhu udara yang dingin, pas lah. Selain itu juga disekitar basecamp terdapat tempat wisata kaya pemetikan
stroberry
dan lainnya. Fasilitas disekitar basecamp juga lengkap kaya mesjid, penginapan
dll.
Balik
lagi basecamp, setelah tadi terjebak
hujan di jalan. Beberapa saat kemudian truk
yang ditunggu pun datang. Dengan penuh semangat kita masukan barang2 ke dalamnya.
Sebelum pulang ke Semarang, abadikan momen dulu alias foto bareng buat
kenangan.
Nyampe di Semarang, gw berpisah dengan temen-temen yang ikut serta dalam pendakian ke Gunung Lawu. Pun, sejuta cerita telah tercipta di dalamnya.
Itinerary Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu:
Basecamp - Pos 1: 45 Menit
Pos 1 - Pos 2: 1 Jam
Pos 2 - Pos 3: 2 Jam
Pos 3 - Pos 4: 2 Jam
Pos 4 - Pos 5: 30 Jam
Pos 5 - Warung Mbok Yem: 10 Menit
Warung Mbok Yem - Puncak Hargo Dumilah: 20 Menit
Untuk mengakhiri cerita gw yang super panjang dan ngebosenin ini, gw akan menambahkan sebuah kalimat penutup yakni:
"Setiap petualang bersama sahabat pasti akan berakhir, tapi kebahagiaannya akan tetap abadi dan indah untuk dikenang"
See you on the next adventure and thank you for reading...
Karena sepi terdapat banyak inspirasi,
Salam Lestari
Nyampe di Semarang, gw berpisah dengan temen-temen yang ikut serta dalam pendakian ke Gunung Lawu. Pun, sejuta cerita telah tercipta di dalamnya.
Itinerary Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu:
Basecamp - Pos 1: 45 Menit
Pos 1 - Pos 2: 1 Jam
Pos 2 - Pos 3: 2 Jam
Pos 3 - Pos 4: 2 Jam
Pos 4 - Pos 5: 30 Jam
Pos 5 - Warung Mbok Yem: 10 Menit
Warung Mbok Yem - Puncak Hargo Dumilah: 20 Menit
Untuk mengakhiri cerita gw yang super panjang dan ngebosenin ini, gw akan menambahkan sebuah kalimat penutup yakni:
"Setiap petualang bersama sahabat pasti akan berakhir, tapi kebahagiaannya akan tetap abadi dan indah untuk dikenang"
See you on the next adventure and thank you for reading...
Karena sepi terdapat banyak inspirasi,
Salam Lestari
Belum ada tanggapan untuk "Pendakian Kedua ke Gunung Lawu 3.265 mdpl via Cemoro Sewu Magetan Jawa Timur"
Post a Comment